Paslen.com – Setelah usai dan diumumkannya hasil seleksi tahap 1 tanggal 8 kemarin, kami memberikan selamat kepada para peserta seleksi yang lulus ditahap 1, mudah-mudahan bisa mengemban tugasnya dengan sebaik-baiknya. Bagi yang belum lolos janganlah berkecil hati ya, karena masih ada kesempatan mengikuti seleksi tahap dua pada bulan November mendatang.
Oleh sebab itu, pasleners yang belum diberikan lolos ditahap 1, mari kita berjuang kembali dan memaksimalkan ikhtiar kita dalam menghadapi seleksi PPPK Guru ditahap 2. Jadikan tahap 1 kemarin sebagai pembelajaran dan pengalaman untuk lebih bisa memaksimalkan ditahap 2.
Dikarenakan sebagian besar seleksi tahap 1 kemarin, banyak mengeluhkan di soal-soal komptensi teknis yang HOTS nya luar biasa tinggi, maka dari itu yuk kita maksimal belajar dan mempersiapkan diri dalam menghadapinya di tahap 2.
Perlu diketahui, pertanyaan dalam kompetensi teknis mencakup sejumlah soal mengenai pengetahuan guru tentang sistem ajar kepada siswa dan bagaimana penilaian yang harus kamu berikan sebagai guru terhadap kinerja dari para siswa.
Berikut ini beberapa contoh soal PPPK kompetensi teknis yang bisa kamu pelajari:
SOAL 1
Teori yang menyatakan bahwa peserta didik selama kegiatan belajar lebih ditekankan untuk aktif berpikir, menyusun konsep-konsep serta memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari dan yang paling penting terwujudnya belajar adalah niat peserta didik itu sendiri merupakan aliran dari teori?
a. Konstruktivis
b. Behavioristik
c. Humanistic
d. Sibernetik
e. Kognitivistik
Kunci jawaban: A
Pembahasan:
Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Dengan kata lain, karena pembentukan pengetahuan adalah peserta didik itu sendiri, peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar peserta didik itu sendiri.
Sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.
SOAL 2
Apabila dalam proses belajar peserta didik melakukan sesuatu sampai dengan mendapatkan respon yang tepat dan sesuai dengan apa yang diinginkan serta menghilangkannya apabila dirasakan tidak sesuai, hal ini merupakan prinsip belajar dari?
a. Konseptualisasi
b. Conditioning
c. Trial and error
d. Stimulus respon
e. Shaping
Kunci jawaban: C
Pembahasan:
Metode coba-coba merujuk kepada upaya atau metode untuk mencapai sebuah tujuan melalui berbagai macam cara. Upaya ini yang dilakukan tersebut dilakukan beberapa kali hingga akhirnya mendapatkan cara yang paling sesuai. Kesalahan atau kekeliruan dicatat untuk dievaluasi dan sebagai bahan pembelajaran
SOAL 3
Peserta didik diminta untuk membuat dugaaan pada populasi hewan langka yang semakin sedikit hal ini termasuk kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan?
a. Visual spasial
b. Verbal linguistic
c. Naturalis
d. Logis matematis
e. Kinestetis
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Macam-macam kecerdasan:
a. Kecerdasan visual-spasial
Gemar bermain puzzle dan pandai menggambar adalah beberapa tanda dari kecerdasan visual-spasial. Anak yang memiliki jenis kecerdasan majemuk ini memiliki kemampuan visualisasi yang sangat baik. Anak akan terlihat mudah untuk mengingat gambar, arah di peta, video, dan sebagainya. Anak juga lebih mudah untuk melihat suatu pola daripada teman-teman sebayanya.
b. Kecerdasan interpersonal
Apakah anak Anda selalu berhasil membina hubungan baik dengan orang sekitarnya dan pintar dalam berbicara dengan teman-temannya? Bisa jadi anak Anda memiliki kecerdasan interpersonal. Jenis kecerdasan majemuk yang satu ini ditandai dengan kemampuan anak untuk mengerti dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Pintar berbicara dan mampu menjaga hubungan baik adalah salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.
c. Kecerdasan naturalis
Tidak semua anak senang menjelajahi dan menelusuri alam terbuka serta spesies-spesies di sekitarnya, jika Anak Anda senang melakukan hal tersebut, mungkin anak Anda memiliki kecerdasan naturalis. Jenis kecerdasan naturalis merupakan jenis kecerdasan yang cukup unik. Anak yang memiliki jenis kecerdasan ini senang mengeksplorasi lingkungannya, beraktivitas di alam bebas, dan mudah dalam mengumpulkan serta mengkategorikan informasi.Di masa depan, anak dengan jenis kecerdasan naturalis berpotensi untuk menjadi seorang ahli biologi yang handal!
d. Kecerdasan linguistik-verbal
Menulis dan berbicara adalah dua hal yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Dibutuhkan suatu kemampuan khusus untuk mampu merangkai kata-kata dalam bentuk lisan maupun tertulis.Anak dengan kecerdasan linguistik-verbal memiliki kemampuan tersebut. Anak dapat menjelaskan suatu hal dengan baik serta mampu memberikan pidato yang menarik hati. Kata-kata dan bahasa adalah senjata terkuat dari anak.
e. Kecerdasan kinestetik
Anak yang atletis dan pandai menari adalah indikasi dari jenis kecerdasan kinestetik. Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan fisik dan koordinasi yang baik. Olahragawan dan penari bukanlah satu-satunya profesi yang dapat dilakukan. Menjadi pemahat dan aktor juga adalah jenis pekerjaan yang nantinya bisa digeluti oleh anak
f. Kecerdasan intrapersonal
Apakah anak Anda senang menganalisis ide-ide, diri sendiri, maupun hubungannya dengan orang lain? Hal tersebut merupakan salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan intrapersonal.Berbeda dengan kecerdasan interpersonal, jenis kecerdasan anak berupa kecerdasan intrapersonal meliputi kemampuan untuk introspeksi dan refleksi diri. Anak menyadari apa yang terjadi dengan dirinya dan senang menganalisis berbagai ide dan teori. Anak dengan kecerdasan intrapersonal memiliki bakat untuk menjadi peneliti, filsuf, penulis, dan sebagainya.
g. Kecerdasan logika-matematika
Dari 9 jenis kecerdasan majemuk, kecerdasan logika-matematika anak mungkin adalah yang paling mudah terlihat. Pintar berhitung dan matematika adalah ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.Namun, tidak hanya pandai berhitung, anak dengan kecerdasan logika-matematika umumnya tidak hanya senang berpikir mengenai konsep abstrak berupa angka, tetapi juga mengenai pola atau hubungan tertentu.Kecerdasan logika-matematika juga membantu anak untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan baik.
h. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal adalah salah satu jenis kecerdasan anak lainnya yang mudah untuk diamati. Bermain alat musik dan pandai bernyanyi merupakan tanda yang menonjol dari adanya jenis kecerdasan musikal pada anak.
i. Kecerdasan moral
Kecerdasan moral adalah bagaimana anak mulai dapat membedakan mana yang benar dan yang salah menggunakan sumber yang sudah dikumpulkan melalui emosi dan intelektual anak.Melalui kecerdasan ini, sikap moral anak pun akan mulai berkembang bersamaan dengan pengalaman yang pernah ia rasakan setiap harinya.
SOAL 4
Peserta didik dalam suatu kelas gaya belajarnya beragam ada yang visual, auditori, dan kinestetik. Namun kegiatan pembelajaran selama ini masih banyak yang konvensional-klasikal. Agar dapat memenuhi ketiga gaya belajar tersebut, guru perlu?
a. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab.
b. Menggunakan media komik pembelajaran dan buku paket.
c. Menggunakan program audio dan modul.
d. Menggunakan media audio, video, dan percobaan.
e. Menggunakan modul dan powerpoint.
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik. Hal ini juga diungkapkan oleh Connell (dalam Yaumi: 2013: 125) yaitu visual learners, auditory learners, dan kinesthetic learners. Pertama, peserta didik visual yaitu peserta didik yang belajarnya akan mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan. Atau dengan perkataan lain modalitas penglihatan menjadi modal utama bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar ini.
Peserta didik kelompok ini memiliki kesulitan jika pembelajaran dilakukan melalui presentasi verbal tanpa disertai gambar-gambar atau simbol visual. Peserta didik bergaya belajar visual memiliki kekuatan visual, sehingga seorang pendidik ketika melakukan proses pembelajaran perlu menggunakan strategi pembelajaran dan media yang dapat mempermudah proses belajar mereka.
Misalnya guru ketika melakukan proses pembelajaran dapat menggunakan media visual seperti: gambar, poster, diagram, handout, powerpoint, peta konsep, bagan, peta, film, video, multimedia, dan televisi. Di samping itu peserta didik dapat diajak untuk melakukan observasi/mengunjungi ke tempat-tempat seperti: museum dan tempat-tempat peninggalan sejarah.
Kedua, peserta didik auditori, yaitu mereka yang mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses melalui pendengaran. Alat dria pendengaran merupakan modal utama bagi peserta didik bergaya belajar ini. Peserta didik yang bergaya belajar auditori akan menyukai penyajian materi pembelajarannya melalui ceramah dan diskusi. Mereka juga memiliki kekuatan mendengar sangat baik, senang mendengar dan kemampuan lisan sangat hebat, senang bercerita, mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan, mengenal banyak lagu dan bahkan dapat menirukannya secara cepat dan lengkap.
Namun demikian peserta didik yang bertipe belajar auditori mudah kehilangan konsentrasi ketika ada suara suara ribut di sekitarnya, tidak suka pada tugas membaca, dan mereka tidak suka pada jumlah kelompok yang anggotanya terlalu besar. Oleh karena itu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran selain melakukan presentasi/ceramah juga dapat: 1) menggunakan media rekaman seperti kaset audio/CD audio pembelajaran, 2) peserta didik diajak untuk berpartisipasi dalam diskusi, 3) upayakan suasana belajar jauh dari kebisingan atau keributan, dan 4) dapat menggunakan musik untuk mengajarkan suatu topik/materi pelajaran tertentu.
Ketiga, peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, adalah peserta didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara fisik dengan cara bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan. Peserta didik tipe belajar melalui anggota tubuhnya atau menggunakan fisik lebih banyak dari pada melihat dan mendengarkan, seperti senang bergerak/berpindah ketika belajar, menggoyang goyangkan kaki, tangan, kepala, gemar/suka menulis dan mengerjakan sesuatu dengan tangannya, banyak menggunakan bahasa non verbal/bahasa tubuh, suka menyentuh sesuatu yang dijumpainya. Sebaliknya peserta didik yang bergaya belajar kinestetik sulit berdiam diri dalam waktu lama, sulit mempelajari sesuatu yang abstrak, seperti rumus- rumus, dan kurang mampu menulis dengan rapi. Oleh karena itu jika pendidik menghadapi peserta didik bergaya belajar kinestetik maka dalam proses pembelajarannya 1) dapat menggunakan objek nyata untuk belajar konsep baru, dan 2) mengajak peserta didik untuk belajar mengeksplorasi lingkungan.
SOAL 5
Kegiatan pembelajaran yang diawali dengan pemberian rangsangan, mengidentifikasi masalah, melakukan pengumpulan data dan mengolah data sehingga mampu memberikan pembuktian dan menarik kesimpulan, sesuai dengan model pembelajaran?
a. problem based learning
b. inquiry learning
c. discovery learning
d. integrated learning
e. project based learning
Kunci jawaban: C
Pembahasan:
Langkah kerja (sintak) model Discovery Learning dalam pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
SOAL 6
Contoh penerapan teori behaviorisme yang dilakukan oleh guru saat ini dalam media digital dalam praktik pembelajaran adalah?
a. Internet dan Powerpoint
b. Internet dan media Zoom
c. Powerpoint dan Microsoft Word
d. Google dan Youtube
e. Powerpoint dan multimedia
Kunci jawaban: E
Pembahasan:
Pada zaman modern ini, aplikasi teori behavioristik berkembang pada pembelajaran dengan Powerpoint dan multimedia. Pembelajaran dengan Powerpoint, cenderung terjadi satu arah. Materi yang disampaikan dalam bentuk powerpoint disusun secara rinci dan bagian-bagian kecil.
Sementara itu pada pembelajaran dengan multimedia, peserta didik diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan pengembang, materi disusun dengan perencanaan yang rinci dan ketat dengan urutan yang jelas, latihan yang diberikan pun cenderung memiliki satu jawaban benar.
Feedback pada pembelajaran dengan multimedia cenderung diberikan sebagai penguatan dalam setiap soal, hal ini serupa dengan program pembelajaran yang pernah dikembangkan Skinner (Collin, 2012). Skinner mengembangkan model pembelajaran yang disebut “teaching machine” yang memberikan feedback kepada peserta didik bila memberikan jawaban benar dalam setiap tahapan dari pertanyaan tes, bukan sekadar feedback pada akhir test.
SOAL 7
Guru mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan permasalahan peserta didiknya. ketika kemudian guru memberikan informasi atau pengetahuan yang memadai peserta didiknya, maka hal ini merupakan tahapan kreativitas dalam?
a. Iluminasi
b. Verifikasi
c. Inkubasi
d. Persiapan meletakkan dasar
e. Produksi
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Menurut Wallas (Ali, 2014:51) keberhasilan orang-orang kreatif dalam mencapai ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, dan karya baru biasanya melewati beberapa tahapan seperti berikut ini:
(1) Persiapan meletakan dasar: mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya. Pada tahapan ini diperlukan minat dan antusiasme untuk memperoleh pengetahuan dan informasi sebagai persiapan untuk kreativitas. Guru perlu memberikan informasi atau pengetahuan yang memadai kepada peserta didik sebagai dasar pengembangan kreativitasnya.
(2) Inkubasi: mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, santai. Mencari kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai masalah yang sedang dihadapi. Pada tahap ini proses pemecahan masalah diendapkan dalam alam pra sadar.
(3) Iluminasi: tahap ini disebut sebagai tahap pemahaman, suatu tahap mendapatkan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru.
(4) Verifikasi/produksi: menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis, sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah untuk mewujudkan ide dan gagasan kreatif menjadi karya kreatif dan inovatif.
SOAL 8
Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Merupakan teori belajar?
a. Konstruktivisme
b. Humanisme
c. Behaviorisme
d. Sibernetik
e. Kognitivisme
Kunci jawaban: A
Pembahasan:
Konstruktivisme (Karwono 2012:90) adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) si-belajar sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.
Proses belajar menurut teori konstruktivistik pada bagian ini akan dibahas proses belajar dari pandangan konstruktivistik, dan dari aspek-aspek si-belajar, peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi belajar. Proses belajar konstruktivistik, secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya.
Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya daripada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Proses tersebut berupa “…..constructing and restructuring of knowledge and skills (schemata) within the individual in a complex network of increasing conceptual consistency…..”.
Pemberian makna terhadap obyek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas.
Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasannya, bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai, ijazah, dan sebagainya. dan sebagainya.
SOAL 9
Apabila peserta didik belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka strategi yang dilakukan guru adalah?
a. Mengidentifikasi peserta didik baik yang sudah siap maupun yang belum siap untuk mengikuti pembelajaran dengan proses berpikir tingkat tinggi
b. Tetap melakukan kegiatan pembelajaran dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan meminta peserta didik untuk fokus
c. Membentuk kelompok peserta didik dengan kemampuan yang heterogen dalam proses pembelajaran
d. Mengubah perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan peserta didik yang heterogen
e. Membangun terlebih dahulu jembatan penghubung antara proses berpikir tingkat rendah menuju berpikir tingkat tinggi
Kunci jawaban: E
Pembahasan:
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi terletak pada konten/materi pembelajaran dan konteks peserta didik.
Apabila peserta didik belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka perlu dibangun terlebih dahulu jembatan penghubung antara proses berpikir tingkat rendah menuju berpikir tingkat tinggi.
Caranya adalah dengan membangun skema dari pengetahuan awal yang telah diperoleh sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Setelah terpenuhi, maka guru perlu mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi dengan menciptakan dilema, kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta didik (King, Goodson & Rohani, 2006).
SOAL 10
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah….
a. Strategi pembelajaran yang mengintegrasikan metode, bahan ajar dan media pembelajaran secara sistematis
b. Strategi pembelajaran yang terstruktur secara sistematis di mana siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil
c. Strategi pembelajaran yang menyajikan situasi permasalahan kepada siswa dan dapat berfungsi sebagai batu loncatan dalam penyelidikan
d. Strategi pembelajaran individual yang terstruktur secara sistematis dimana siswa bekerja masing-masing
e. Strategi pembelajaran yang melibatkan perilaku koreksi diri
Kunci jawaban: B
Pembahasan:
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan eksistensi kelompok. Setiap siswa dalam kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbeda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda dan memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kolaborasi dalam memecahkan masalah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Itulah sedikit contoh soal dan pembahasan kompetensi teknis guru pppk, mudah-mudahan bisa dijadikan bahan pembelajaran dan referensi untuk menghadapi seleksi tahap 2. Semoga pada seleksi tahap 2 yang akan dilaksanakan pada bulan november mendatang, kita semuanya diberikan kemudahan, kelancaran serta kesehatan dan bisa lulus sesuai harapan menjadi ASN Guru PPPK. Aamiin Ya Alloh ya Rabbal Aalamiin.