Hati Hati ada Jenis Penipuan di Hari Belanja Online ( HARBOLNAS) 12.12

Paslen.com – Hai pasleners untuk kamu yang memang suka berbelanja online harus tetep hati hari berbelanja online ada beberapa jenis penipuan loh mendekati harbolnas 12.12, dikutip dari cnnindonesia.com Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 12.12 akan dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk belanja online “sepuasnya”. Bagi Anda yang hendak berbelanja online sebaiknya hati-hati sebab diduga menjadi peluang bagi oknum untuk menjalankan aksinya.
Sejumlah potensi kejahatan membayangi aktivitas ini, baik kepada penyedia layanan maupun pengguna sebagai konsumen. Berikut rangkumannya.

  1. Scalping
    Scalping adalah aktivitas memanipulasi harga dan pasar, dan dalam beberapa situasi mengaburkan harga pasaran dari sebuah produk. Dalam sebuah studi yang ditulis oleh Steven Brock, Scalping dilakukan oleh individu atau grup untuk mendapatkan keuntungan. Mereka memborong barang yang baru dirilis, lalu menjualnya lagi dengan harga yang lebih tinggi. Sehingga pembeli yang menginginkan barang tersebut perlu membayar lebih kepada mereka.
  1. Penipuan promosi
    Aktivitas belanja online yang terus tumbuh membuat penyedia layanan saling bersaing, salah satunya dengan menghadirkan diskon dan promosi. Namun tak hanya menggaet konsumen, cara ini juga menggaet sejumlah penjahat untuk memanipulasi sistem promosi yang diberikan penyedia layanan ecommerce.

    Pendiri dan CEO SHIELD Justin Lie mengatakan kepada CNNIndonesia.com dalam sebuah wawancara pada Oktober lalu bahwa siapa saja dapat membuat akun palsu dan menggunakan email baru untuk menyalahgunakan promosi. Untuk mencegah penipuan semacam ini, penyedia layanan perlu memperkuat keamanan dengan salah satunya mengidentifikasi perangkat-perangkat yang telah membuat akun lebih banyak dari angka normal.
  1. Pengambilalihan akun
    Pengambilalihan akun merupakan jenis penipuan yang paling serius karena berkaitan dengan pencurian identitas. Proses pengambilalihan akun biasanya didapatkan melalui pencurian informasi pribadi, pencurian password, atau melalui skema phishing yang memungkinkan penjahat untuk mengekstrak informasi dari sana.

    Dilansir dari India Times, setelah memperoleh informasi yang dibutuhkan dan bisa masuk ke akun pengguna, penjahat dapat melakukan pembelian dan bahkan mengambil dana yang tersimpan di akun tersebut. Tidak hanya berdampak negatif bagi konsumen, hal semacam ini juga berdampak negatif bagi penyedia layanan karena sistem keamanannya akan diragukan oleh konsumen lain.

Leave a Reply