Saatku ingin memulai membuka hati dan berikhtiar mengenalnya kini ku diuji dengan sabar, aku memang laki laki yang banyak bicara dan banyak tanya, tapi ia bak putri yang sedang sariawan dibibirnya yang cuma bisa bilang iya, tidak dan udah, padahal itu percakapan melalui Whatsaaps, aku mulai curiga mungkin dia lagi cidera tangan dan nggak bisa banyak mengetik, tapi aku selalu mendoakan ia supaya ia dalam keadaan baik dan selalu dilindungi allah swt.
Tahun kemarin ia baru lulus dari universitas, sekarang lagi merantau dijakarta dan bekerja, aku menanyakannya kamu kerja dimana? “ia hanya bisa jawab di Jakarta. dan aku lantas menjawab lagi, iya kan jakarta luas maksudnya jakartanya dimana? ia menjawab “oh, jakarta timur, aku penasaran lagi dong maksudnya kamu kerja di rumah sakit apa apotik? “hanya menjawab iya. Perempuan ini sejenis wanita yang sedang terjaga dan memantau entah sedang mempertahankan dirinya agar tidak runtuh dengan pendiriannya, sebagai perempuan yang belum pernah pacaran dan akupun begitu belum pernah pacaran. tapi naluriku sebagai laki laki naik. . . . , mungkin inilah yang kucari kucari cari, tapi dari jawaban singkat yang ku dapat. . . , kamu hanyalah perempuan yang memikatku yang sulit kudapat π
Aku terheran heran apakah dia sudah memiliki pasangan iya dan aku langsung menanyakannya, ia bilang ia tidak punya pacar, tapi tetep saja sikapnya cuek dan bukanya aku menyerah tapi aku malah penasaran banget, semoga allah bolak balikan hatinya untuku π hanya doa dan ikhtiar aku mengenalmu.
Aku juga bingung harus panggil kamu apa?
Kamu Terlalu ramah jika disebut teman. . . . . . . . .
Kamu Terlalu bahaya jika disebut kekasih. . . . . . . .
Dan Kamu terlau tidak masuk akal jika disebut masa depan. . . . . .
Aku sebut kamu sebuah ketidakpastian yang selalu aku genggam . . . . .
Kini aku igin mengenalmu dan mengenalmu kini jadi bagian ikhtiarku, mengenal sekenal kenalnya π
Baca Juga:
BANGUN SAYANG KEMENANGAN ADA DITANGAN
Hujan di Ujung Bulan Desember