Ragam  

Mie Instan Mau Naik 9K/Pcs Berapa Per Kardusnya?

Paslen.com – Disalin dari cnnindonesia.comMi instan tengah jadi sorotan menyusul pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang menyatakan harga mi instan bakal naik 3 kali lipat.
“Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat,” kata Mentan dalam sebuah webinar, dikutip Jumat (11/8/2022).

“Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus,” tambah Syahrul.Bukan tak beralasan. Syahrul melontarkan pernyataan tersebut mengacu pada efek domino perang Rusia-Ukraina. Kementerian Pertanian (Kementan) mengutip data FAO yang mencatat, sekitar 50 negara menggantungkan sekitar 30% impor gandumnya dari Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Berapa Kali Ibu Hamil Boleh Makan Mie Instan ?

Sementara, data BPS menunjukkan, di tahun 2019, konsumsi gandum per kapita penduduk Indonesia adalah 30,5 kg/ tahun. Sebagai perbandingan, konsumsi beras di Indonesia per kapita sebesar 27 kg/tahun. Kebutuhan gandum terbesar adalah untuk industri produk pangan olahan, seperti mie instan, kue, dan roti.

“Kementan merespons positif pernyataan salah satu pelaku industri pangan olahan berbasis gandum yang menyebutkan kenaikan harga produk pangan olahan tidak akan signifikan. Pemerintah termasuk Kementan mengharapkan semua pelaku industri pangan terus berkomitmen untuk menjaga harga produk mereka”, kata Kuntoro dalam keterangan tertulis, Kamis (11/8/2022).”Kami tidak mau gegabah dengan mengikuti isu yang berkembang. Saat ini, harga mi instan stabil, belum ada perubahan,” ujar CRM Executive Director PT Indomarco Prismatama Gondo Sudjoni kepada CNBC Indonesia, Kamis malam (11/8/2022).

Baca Juga: Apakah Boleh Ibu Hamil Makan Mie Instan dan Amanakah Untuk janin?

Gondo mengatakan, hingga saat ini, belum ada informasi terkait perubahan harga mi instan dan olahannya.Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, harga mi instan terus terusan naik setelah perang tersebut. Misalnya di warung grosiran yang berlokasi di Tamansari Kabupaten Bogor, harga 1 dus Indomie Goreng pada 12 Juli 2022 adalah Rp 105.000, namun per 6 Agustus harganya sudah naik jadi Rp 112.000.

Harga Indomie Bawang pada 30 Januari 2022 dan 12 Maret 2022 adalah Rp 2.400 per bungkus. Namun pada 6 Juli dan 1 Agustus 2022 sudah menjadi Rp 2.700 per bungkus.

Indomie Soto juga mengalami kenaikan harga meski sedikit. Pada 21 Juni harganya Rp 2.650 per bungkus, sebulan berselang pada 24 Juli 2022 harganya menjadi Rp 2.700 per bungkus.Di warung, menurut Bu Ti, seorang pemilik warung di kawasan Kramat Jati, sebelumnya harga mi instan per dus isi 40 bungkus memang sudah berkisar Rp100-an ribu. Namun, nggak sampai seperti saat ini yang naik ke atas Rp110.000-an.

“Saya baru belanja mi instan satu dus. Itu sekarang Rp114 ribu, bahkan ada yang sampai Rp 118 ribu. Yang mahal itu yang goreng sama rasa Kari Ayam,” kata Bu Ti kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/8/2022).

Hal ini membuatnya harus menaikkan harga jual eceran. Dia mengungkapkan, saat ini harga Indomie Goreng dijual dengan harga Rp 3.500 per per bungkus, di mana sebelumnya di jual dengan harga Rp 3.000. Sementara untuk mi instan rasa lainnya dijual dengan harga Rp 3.000 per bungkus dari sebelumnya Rp 2.700-an.”Indomie Goreng memang lebih mahal. Kalau yang murah itu Soto sama Ayam Bawang, Rp 3.000, Karena saya warung ya pasti lebih mahal dari Indomaret atau Alfamart,” pungkas Bu Ti.

Mengutip akun Instagram salah satu supermarket, harga mi instan merek ‘Sedaap Mi Goreng” isi 40 bungkus dibanderol Rp106.500. Harga tersebut adalah setelah diskon dari harga aslinya Rp115.20 per dus. Sedangkan untuk varian ‘Sedaap Rasa Soto’ dibanderol Rp101.500 per dus isi 40 bungkus. Harga diskon dari sebelumnya Rp108.560.

Leave a Reply