Ragam  

Libatkan Allah dalam Segala Urusan, Berserah Diri dan Hikmah dari Berserah Diri Kepada Allah

Paslen.com – Kita memiliki kesibukan dan aktifitas sehari hari, melibatkan allah dalam segala urusan itu perlu banget dan berserah drilah kepada allah atau kita mengenalnya dengan kata tawakal. Hal tersebut juga sering menjadi bahsan materi yang disampaikan di kajian atau mejlis taliman.

Allah itu sesuai dengan prasangka kita kepada allah, jadi berprasangkalah yang positif, apapun kejaiannya senang, sedih dan sakit hati, tetap berprasangka baik semoga digantikan yang lebih baik lagi dan dikuatkan hati yang tersakiti. Jangan kita menganggap bahwa kita Islam jika kita tidak berserah atau menyerahkan semua kehidupan kita hanya untuk Allah semata. Melibatkan Allah Swt dalam segala urusan dan petingnya berserah diri dan hikmah dari berserah diri kepada allah 🙂

Allah juga telah menjanjikan untuk mencukupi kebutuhan orang-orang yang tawakal kepada-Nya. Hal tersebut telah tertera dalam Al-quran surat At-Talaq ayat 3:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya: Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.

Perlu anda ketahui, berserah diri kepada Allah bukan berarti kita sepenuhnya pasrah dan tidak mau melakukan suatu hal yang mampu mengubah. Seperti dalam QS Ar-Rad ayat 11:

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ

\Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Lantas Bagaimana Berserah Diri Kepada Allah yang Sebenarnya?

Pasrah, tawakal, berarti kita menerima semua keputusan terbaik dari Allah SWT untuk kita. Meskipun menurut kita tidak baik, tapi menurut Allah itulah yang terbaik untuk kehidupan kita. Hal tersebut sudah Tuhan kita terangkan dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 216:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya : Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Perlu anda ketahui bahwa berserah diri kepada Allah ini juga harus anda barengi dengan daya dan upaya. Maksud dari daya dan upaya tersebut, berarti kita juga ikhtiar. Bukan berarti kita hanya diam dan berpangku tangan.

Misalnya, ketika kita sedang tertimpa suatu masalah atau musibah. Hal tersebut juga merupakan ketentuan dan ketetapan Allah. Hal yang seharusnya kita lakukan adalah berdoa, sabar, dan berusaha. Bukan malah beranggapan bahwa Pemilik manusia itu tidak adil.

Apalagi kalau mencari jalan keluarnya dengan menggunakan dukun. Sungguh nanti Sang Khaliq tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut. Karena memang hal tersebut adalah cara yang salah.

Padahal dari adanya ujian tersebut, Allah akan melihat seberapa besar usaha kita untuk bisa keluar mengatasi hal tersebut. Setiap orang yang tawakal, pasti akan senantiasa bersyukur dengan semua yang ia dapati, baik keberhasilan maupun kegagalan.

Baca Juga:
Amalan Hari Jumat Untuk Rezeki Lancar dan Doa Terkabul
Perempuan Butuh Doa Doa Ini Ketika Sudah Mulai Tidak Kondusif
Amalan Doa Untuk Anak Agar Sukses Dunia Akhirat

Bagaimana, Jika Mengalami Kegagalan

Orang yang berserah diri kepada Allah, ketika menghadapi kegagalan dalam usahanya, dengan ikhlas dan lapang dada akan menerima ketentuan dari Sang Khaliq tersebut. Hal tersebut juga tak akan muncul rasa putus asa, larut dalam kesedihan, atau kecewa.

Sudah seharusnya sebagai seorang hamba, ketika menghadapi kegagalan kita tidak boleh putus asa. Justru harus mencoba kembali sampai sukses. Dengan kita menyadari bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan merupakan ketentuan dari Allah SWT dan itu hal yang terbaik.

Bedanya Tawakal dengan Pasrah

Pada kenyataannya, berserah diri dengan pasrah itu sangatlah berbeda. Orang yang pasrah hanya akan diam saja, menunggu pertolongan Allah tanpa adanya usaha dan doa. Kira-kira bisa?

Sedangkan orang yang tawakal, dia akan berusaha, berdoa, dan berprasangka baik terhadap Allah. Tidak akan menyerah pula sebelum berhasil mencapai tujuannya.

Keutamaan Orang yang Bertawakal

Orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah percaya dengan semua rezeki yang telah diberikan untuk kita. Hal tersebut tentunya sudah seimbang dengan besarnya usaha kita. Ketahuilah, apapun yang akan menjadi milik kita, tidak akan menjadi milik orang lain.

Bahkan sekuat apapun tenaga kita mengejar, jika tidak akan menjadi milik kita ya tidak bisa kita raih. Sekiranya berhasil, hal tersebut tidak akan bertahan cukup lama.

Kematian Akan Menghampiri Kehidupan kita

Orang yang menyerahkan kehidupannya hanya untuk Rabb-Nya membuat hambanya justru akan mempersiapkan diri menjemput ajalnya. Mati itu tidak harus menunggu tua, yang muda dan balita saja bisa Allah ambil nyawanya jika memang sudah menjadi ketentuan-Nya.

Manusia yang berserah diri kepada Allah akan menyadari bahwa kematian itu benar-benar nyata. Lalu juga akan menimpa setiap yang bernyawa. Seperti pada Al-Quran surat Ali-Imran ayat 185.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”

Tidak Akan Luput dari Pengawasan Allah

Yakin bahwa semua yang dilakukan tidak akan pernah luput dari pengawasan Tuhan juga mencerminkan seseorang yang berserah diri kepada Allah. Faktanya memang begitu, sekecil apapun perbuatan kita, Allah Tuhan seluruh alam akan mengetahuinya.

Selain itu, ada malaikat yang bertugas mencatat amal baik dan buruk yang telah dilakukan manusia. Semuanya kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Nah, hal tersebut merupakan keutamaan, pengertian, dan juga perbedaan mengenai berserah diri kepada Allah. Semoga dapat membawa berkah dan perubahan untuk kehidupan manusia selama berada dalam gemerlapnya dunia.

Hikmah dari Berserah Diri kepada Allah

Semoga kita selalu sehat dalam lindungan Allah SWT. Mari saling mendoakan ; Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

بَلٰى  مَنْ  اَسْلَمَ  وَجْهَهٗ  لِلّٰهِ  وَهُوَ  مُحْسِنٌ  فَلَهٗۤ  اَجْرُهٗ  عِنْدَ  رَبِّهٖ   ۖ وَلَا  خَوْفٌ  عَلَيْهِمْ  وَلَا  هُمْ  يَحْزَنُوْنَ

Artinya: “Tidak! Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 112)

Kata Islam pertama disebut dalam Al Quran Aslama (2;112). menyerahkan diri…

Kita tidak pernah tahu apa yang Allah SWT rencanakan untuk kehidupan kita. Karena ketidaktahuannya inilah, tak heran bila ketika peristiwa buruk menimpa, kadang kita selalu meluapkan kekecewaan kepada Allah.

Kita tidak berprasangka baik kepada-Nya bahwa di balik peristiwa buruk ada kebaikan yang menyertai. Sebab, kemampuan manusia dalam berpikir sangatlah terbatas, sedangkan seluruh yang menimpanya, itu bisa saja peristiwa baik maupun buruk.

Dengan demikian, kita harus memasrahkan diri saat musibah menerpa, bersabar ketika kenestapaan terjadi dalam hidup, dan mensyukuri setiap episode kehidupan penuh harapan positif.

Ada berbagai manfaat positif yang bisa kita peroleh dari sikap pasrah kepada Allah. Kemuliaan yang tampak pada diri seseorang pada hakikatnya merupakan buah kepasrahan diri kepada-Nya. Seseorang yang memiliki totalitas kepasrahan tidak akan bergantung pada selain Allah. Hanya kepada Dia-lah ia akan selalu bergantung dan berserah diri.

Ketika dihadapkan dengan persoalan hidup dan menyadari keterbatasannya, lalu memasrahkan diri kepada Allah. Dia (Allah) yang memiliki kekuatan tak terbatas. Allah pula yang lebih mengetahui segala sesuatunya. Menurut ahli psikologi, tingkat kepasrahan diri kepada Tuhan menjadi modal utama menggapai ketenangan hidup dan menghilangkan depresi yang sering dialami manusia.

Oleh karena itu, percaya penuh kepada Allah dapat menghilangkan kecemasan dan kegelisahan. Ketika berbahagia, ia tidak terlalu berbangga. Ketika kebahagiaan itu lenyap, ia pun tidak terlalu gelisah dan bersedih hati.

Dalam kehidupan para Nabi, kepasrahan total kepada Allah menjadi hal yang utama dalam menghadapi setiap masalah. Manusia yang senantiasa pasrah kepada Allah akan memiliki energi yang positif.
Mereka akan memahami bahwa segala peristiwa pasti mengandung kebaikan. Dengan demikian, mereka akan terlepas dari sesuatu yang tidak berguna, pantang berputus asa, dan terus berupaya mendapatkan apa yang diinginkan.

Dengan berpasrah diri kepada Allah, kita akan menjalani kehidupan di jalan yang benar, tanpa keraguan, kegelisahan, dan kekhawatiran yang berlebihan. Dengan kepasrahan diri yang total, kita akan menyadari bahwa sebaik-baiknya rencana kita, jauh lebih baik rencana dari Allah untuk kita.
Dalam ayat ini, menyerahkan diri dan berbuat baik…jadi satu kesatuan menyerahkan diri dan berbuat baik, jadi bukan hanya merahkan diri saja tanpa berbuat baik.

Betulkah kita sudah Islam ? Betulkah kita sudah memasrahksn diri kepada Allah ?

Doa supaya berpasrah diri;


اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْ تُضِلَّنِى، أَنْتَ الْحَىُّ الَّذِى لاَ يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يَمُوتُونَ

“Allohumma laka aslamtu wa bika amantu wa ‘alike tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khoshomtu. Allohumma inni a’udzu bi ‘izzatika laa ilaha illa anta an tudhillani. Antal hayyu alladzi laa yamuut wal jinnu wal insu yamuutun.”

Artinya: “Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu, aku beriman kepada-Mu, aku bertawakal kepada-Mu, aku bertaubat kepada-Mu, dan aku mengadukan urusanku kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kemuliaan-Mu –tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Engkau– dari segala hal yang bisa menyesatkanku. Engkau Maha hidup dan tidak mati, sedangkan jin dan manusia pasti mati.” (HR Muslim, no. 2717)

Leave a Reply