Paslen.com – Pada kesempatan kali kami akan berbagi tips dan cara mengatasi apabila anak kita mengalami diare (mencret). Sebagai orang tua, tentunya kita akan sangat khawatir ketika terjadi sesuatu terhadap buah hati kita, salah satunya ketika anak kita mengalami diare. Sebenarnya apa sih penyebab anak kita bisa mengalami diare?
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan diare pada anak, salah satunya karena makanan yang terkontaminasi kuman, parasit, atau virus. Dalam menyikapi diare pada anak, orang tua perlu memberikan cairan pengganti untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Memantau kondisi anak dengan sigap juga adalah langkah yang penting dilakukan untuk menyikapi diare pada anak.
Kondisi kebersihan lingkungan yang kurang terjaga, kebiasaan tidak mencuci tangan, kontak dengan benda yang kotor, dan mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit adalah beberapa hal yang turut berperan dalam menyebabkan diare pada anak. Kondisi lain seperti alergi, intoleransi, keracunan, dan gangguan pencernaan, juga dapat menyebabkan diare pada anak.
Untungnya, diare ringan yang terjadi pada anak biasanya tidak berlangsung lama dan dapat ditangani di rumah. Meskipun demikian, memantau kondisi anak dengan saksama adalah hal yang penting untuk memastikan kondisinya tidak memburuk dan terjadi komplikasi.
Guna mencegah terjadinya diare pada anak, orang tua juga perlu membiasakan anak mencuci tangan dan memastikan anak mendapatkan vaksinasi rotavirus.
Berikut Langkah Mengatasi Diare pada Anak
Diare pada anak dapat ditangani dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
- Perhatikan Asupan Cairan untuk Menghindari Dehidrasi
Mengganti kehilangan cairan adalah salah satu kunci penting dalam penanganan diare pada anak agar terhindar dari dehidrasi. Orang tua perlu mengetahui bahwa dehidrasi pada anak adalah kondisi yang patut diwaspadai.
Pada bayi yang sedang diare, upayakan untuk menyusuinya lebih sering. Bayi yang sedang diare membutuhkan cairan pengganti yang mengandung nutrisi penting agar ia tidak kekurangan cairan dan nutrisi. Cairan yang baik tersebut salah satunya adalah ASI. Jika biasanya Ibu menyusui tiap 2 jam, kini berikan ASI setiap jam sesuai kebutuhan Si Kecil.
Untuk anak-anak, penting untuk memberinya cairan rehidrasi oral seperti oralit. Pemberian air putih saja, tanpa kandungan gula atau elektrolit, tidak bisa dikatakan sebagai asupan yang ideal. Oralit yang terdiri dari campuran air dengan gula dan garam yang berfungsi untuk menggantikan gula, elektrolit, dan mineral penting lainnya yang hilang akibat diare pada anak. - Antisipasi Malnutrisi dengan Makanan yang Sehat
Anda dianjurkan terus memberi makanan pada bayi atau anak seperti biasa. Berikan makanan dalam porsi kecil, namun lebih sering jika Si Kecil bisa menghabiskannya.
Meski begitu, Anda juga harus berhati-hati dalam memberi makanan atau minuman, sebab beberapa di antaranya dapat membuat diare pada anak berlangsung lebih lama. Contohnya adalah susu. Sebagian anak mungkin mengalami intoleransi laktosa atau alergi susu. Jika diberikan susu, diare pada anak dengan kondisi tersebut akan menjadi semakin parah.
Pilihan makanan yang dapat diberikan adalah yang dapat dicerna dengan mudah oleh tubuh anak, antara lain nasi putih, pisang, serta berbagai rebusan daging, ayam, atau ikan. Hindari memberi makanan yang mengandung terlalu banyak lemak, gula, atau makanan yang pedas. Hindari makanan berserat tidak larut, seperti tomat, seledri, timun, bayam, brokoli, kacang, wortel, dan gandum utuh. Jenis-jenis makanan tersebut dapat menyebabkan diare semakin parah. - Jangan Berikan Obat-Obatan Dahulu dan Kapan Harus ke Dokter
Hindari memberinya obat antidiare, sebelum berkonsultasi dengan dokter anak. Anda disarankan untuk segera memeriksakan anak ke dokter apabila terjadi hal-hal semacam ini:- Anak terlihat pucat.
- Tidak mengeluarkan air mata saat menangis.
- Penurunan kesadaran.
- Tidak pipis setelah beberapa jam.
- Matanya terlihat cekung.
- Sesak napas.
- Diare pada anak berlangsung selama lebih dari tiga hari,
- Disertai muntah yang bercampur darah atau cairan kuning/hijau.
- Anak terlalu lemah, bahkan tidak mampu berdiri.
- Anak mengalami demam tinggi.
- Dalam delapan jam sudah mengalami diare empat kali atau lebih.
- Terdapat ruam pada tubuh.
- Terdapat darah pada tinja.
Bila anak mengalami diare, Anda harus memastikan bahwa ia tidak mengalami dehidrasi. Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi diare pada anak yang dapat meningkatkan risiko kerusakan otak, kejang, dan bahkan kematian.
Itulah langkah cara mengatasi anak (buah hati kita) ketika mengalami diare, semoga bermanfaat buat parent ya dan jangan biarkan anak kita mengonsumsi makanan dan minuman sembarangan. Pastikan kita selalu memberikan anak kita asupan yang terbaik dan memiliki gizi yang baik buat mereka. Apabila diare pada anak tidak kunjung membaik segera periksakan ke dokter atau bawa ke rumah sakit terdekat ya bun. Sampai jumpa di artikel dan tips-tips berikutnya dari kami ya. Terimakasih.